RM Sederhana yang Memberi Kemewahan
Rumah Makan
Berbekal catatan resep masakan
Lahir dari keluarga miskin dan ditinggal berpulang ke alam baka oleh ibundanya saat usia enam tahun, Bustaman kecil tak pernah membayangkan kehidupannya bakal seperti sekarang ini. Bisa naik haji dan bahkan menikmati liburan ke berbagai negara di Eropa. Ini dia akui jauh di luar mimpi-mimpinya.
Inilah buah yang dia nikmati dari keberhasilannya mengembangkan restoran
Ibarat seorang pendaki, bagi Bustaman, PT SCM adalah puncak dari sejarah pendakiannya yang panjang, terjal, bahkan terkadang membahayakan jiwanya. Ia tidak mau menempuh jalan pintas yang ia sendiri tak menguasai ilmu dan tak memiliki pengalaman untuk itu. Maka sampai kapan pun, Bustaman telah berikhtiar akan tetap mengembangkan jalur bisnis rumah makan masakan
Perjuangan Bustaman yang kini telah menyandang gelar haji ini dimulai ketika dia hidup dan tinggal bersama pamannya di Jambi selama
Dengan modal Rp27.000 Bustaman memulai usahanya di
"Masa-masa itu adalah masa yang teramat sulit dan menuntut banyak pengorbanan. Tantangan bukan hanya dari petugas kamtib, tapi juga para preman yang kala itu bisa dianggap sebagai musuh utama para pedagang," kenang Bustaman.
Namun, bagi Bustaman, justru saat itu pula ada satu kenangan yang paling membekas dan paling tak terlupakan seumur hidupnya. "Sebelum pindah dari Roxy, saya sempat mencicipi masakan gulai dari warung makan
Bustaman pun tak lupa mengungkapkan kerinduannya pada orang yang memberinya resep itu. "Kalau bertemu dia, mungkin saya akan memberangkatkan dia untuk naik haji, atau memintanya sebagai penasihat saya," katanya mengungkap hasratnya. Soalnya, dengan bekal resep itulah, Bustaman, yang mengaku pada awalnya hanya bermodal kemauan saja, mulai tergugah untuk lebih menekuni usaha warung makannya.
"Saya olah lagi resep ini agar bisa dinikmati oleh semua orang, bukan hanya oleh orang
Resep-resep olahannya itu mulai ia gunakan ketika membuka warung makan permanennya yang pertama di Pasar Inpres Bendungan Hilir pada tahun 1974, yang ia beli dengan bantuan kredit dari sebuah bank. Seiring dengan berjalannya waktu dan berkat keuletannya, RM Sederhana telah "berkembang biak" hingga berjumlah 30 buah. Satu di antaranya berada di
Sisanya dikelola oleh keponakan-keponakan dan adik ipar saya," tutur Bustaman.
Namun, dalam ke-30 rumah makan itu belum termasuk RM Sederhana yang ada di
Khusus untuk rumah makan yang dikelolanya, Bustaman menerapkan sistem bagi hasil yang biasanya dibagikan setiap tiga bulan sekali. Inilah yang menurutnya menjadi kunci loyalitas 300 orang karyawannya yang juga telah ikut merasa memiliki usaha ini.
Sayangnya, Bustaman tak mau mengungkapkan omzet usahanya sekarang. "Cuma kalau omzet harian setiap rumah makan saya, kurang lebihnya dua sampai tiga juta rupiah," akunya. Bustaman yakin, usahanya ini tak akan lekang oleh waktu dan
"Makanan sejenis itu
Yang dirasakan oleh Bustaman saat ini justru tantangan dari dalam, yaitu banyaknya "RM Sederhana" di mana-mana, yang kebanyakan dimiliki oleh mantan-mantan karyawannya sendiri. Yang dikhawatirkan oleh Bustaman adalah adanya "RM Sederhana" yang rasa masakannya "tak karuan". Dia khawatir hal itu akan merusak citra dan kesetiaan pelanggan rumah makannya.
Soal lainnya adalah regenerasi. "Hampir tak ada usaha rumah makan
"Untuk itulah, atas saran teman-teman, saya buat PT SCM ini. Dengan usaha yang sudah berbentuk badan hukum, saya akan bisa 'menertibkan' semuanya ini. Tujuan lainnya, agar kita siap menghadapi perdagangan bebas dan era globalisasi," tegas Bustaman, yang juga mengaku ikut senang jika ada koki atau bekas juru masaknya sukses membuka usaha warung makan sendiri.
Lebih jauh, Bustaman juga mengungkapkan kalau dia telah mendaftarkan hak paten berupa logo, warna, dan gambar lengkung yang menjadi ciri khas RM Sederhana miliknya.
Puaskah Bustaman kini? "Saya mendirikan PT SCM ini dengan niat baik. Insya Allah, semuanya akan berjalan dengan baik. Dan saya tidak punya misi atau niat untuk terjun di bisnis lain, tanpa saya sendiri tahu ilmunya dan punya pengalaman di bidang itu. Apalagi umur saya sudah hampir 60 tahun," ujarnya. Dengan dibentuknya badan usaha resmi PT SCM, Bustaman menjadi yakin warisannya yaitu RM Sederhana akan lestari. Mungkin bukan diteruskan oleh anak-anaknya melainkan oleh orang lain yang telah mendapatkan lisensi waralabanya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar