Minggu, 17 Februari 2008

Kiat Ade

ADE RACHMAWATI DEVI Boks Wawancara

"Saya tidak Bergaya Bos" Selain berani mengambil risiko dalam berusaha, Ridwan juga berani memecat bawahannya apabila dianggap salah. Kendati demikian, Ridwan juga berani memberi kebebasan terhadap para karyawannya dari berbagai bentuk formalitas. Syaratnya, pekerjaannya sudah dibereskan. Berikut petikan wawancaranya. Warta Ekonomi: Apa strategi atau kiat bisnis yang Anda jalankan? Ridwan Prasetyarto:

Kiatnya sebenarnya simple, yaitu mencoba men-deliver produk sebagus mungkin, seluas dan sepopuler mungkin. Dasarnya mungkin hanya itu, tetapi jika ingin dikembangkan lagi kunci pertama adalah kita pilih produk yang trennya itu bukan sekarang tetapi nanti. Kita juga harus bisa memprediksi kira-kira produk apa yang akan booming di pasar. Hal yang kedua, kita harus berfokus. Kalau sudah memilih, kita harus berfokus, jangan melihat ke mana-mana. Harus berani menolak godaan, misalnya menerima tawaran

proyek. Kalau kita layani mungkin sesaat akan beruntung, tetapi dalam jangka panjang kita tidak punya cerita lagi. Bagaimana pola yang digunakan dalam pendekatan terhadap karyawan? Saya berusaha memimpin dengan gaya yang tidak kelihatan seperti seorang bos. Dalam banyak hal, saya harus memberikan contoh yang sama kepada mereka. Misalnya, salah satu kasus dari produk. Pekerjaan dari produk itu adalah testing. Saya tidak hanya meminta hasil jadi suatu produk, tetapi saya juga ikut melakukan tes terhadap pembuatan produk itu. Kadang kala justru sayalah yang paling banyak mengetes.

Namun, di sisi lain saya juga mencoba berimbang. Misalnya, formalitas seperti jam kerja, cara berpakaian, bersikap di kantor, tidak terlalu saya atur. Saya cukup memberikan kebebasan kepada mereka dalam hal-hal demikian. Saya juga memberikan reward dan punishment kepada mereka. Jika mereka memberikan kontribusi yang cukup besar bagi kemajuan perusahaan, maka mereka akan diberi kesempatan untuk bisa memiliki saham. Namun jika mereka melakukan kesalahan fatal, tentu saja akan diberi sanksi. Bahkan saya pernah memecat beberapa karyawan. Apa tantangan terberat dalam mengelola perusahaan ini? Secara ideal adalah mengubah citra karena visi perusahaan kami adalah bagaimana membuat produk kami bisa berkompetisi di tingkat internasional. Sampai saat ini masih banyak orang menertawakan ide kami ini, tetapi saya tidak peduli. Yang penting saya tetap berusaha bisa membuktikan bahwa ide kami bukanlah suatu hal yang mustahil. Masih sempat menyalurkan hobi saat waktu luang? Waktu luang saya memang

sangat terbatas karena kami mempunyai dua kantor di Jakarta dan Bandung. Saya memang termasuk orang yang hobi bekerja. Selain itu, saya tidak memiliki hobi khusus karena saya termasuk orang yang generalis. Dari sekian banyak hobi saya, yang masih saya lakoni sampai saat ini adalah bermain violin.

Tidak ada komentar:

Google